Seandainya
aku tak perlu punya perasaan, saat ini mungkin aku bisa dengan mudahnya
membiarkan kamu mati sendirian disana.
|
Aku pernah mengatakan, diriku penuh dengan segala macam
penyakit jiwa dan kenegatifan. Jujur saja, sebenarnya aku juga gak ingin
mempunyai perasaan buruk terhadap orang. Tapi ini manusiawi bukan. Aku pernah punya
rasa iri terhadapmu, terhadap mereka, terhadap kalian. Tapi aku gak pintar
untuk memperlihatkannya, yang ada aku akan terus memendam penyakit itu hingga
ia menjadi batu.
Saat aku melihatnya yang bisa dengan
mudah berbicara dihadapan orang banyak seakan-akan dialah bintangnya, aku malah
merasa iri karena untuk mengungkapkan satu huruf saja rasanya sulit sekali
untuk diriku. Ketika aku melihatmu bisa dengan mudahnya menahan airmata dan
menyunggingkan senyum diatas lukamu, aku pun memendam rasa iri karena aku tak
bisa tersenyum semanis kamu.
Untuk apa kamu melakukan ini? Selalu saja kamu berkata
begitu. Dan jawabanku tetap pada satu kalimat, Aku tak tahu. Ya, aku tak pernah
tahu, tak pernah mau merasakan semua ini. Aku hanya bisa mengakui saja bahwa
aku pernah punya rasa iri, bahwa aku hanyalah sekumpulan pemikiran negatif. Dan
aku sudah sangat lelah dengan semua usahaku untuk berubah menjadi orang yang
100 persen positif terhadap lingkunganku, kini aku hanya bisa berdamai dengan
semua pemikiran negatif dan penyakit-penyakit jiwa yang menggelayutiku.
Aku
iri dengan kamu, yang bisa seenaknya mengatakan "I Don't care."
Aku
iri dengan kamu, yang bisa dengan mudahnya mengatakan "Aku
membencinya."
Aku
iri dengan kamu, yang bisa tenang ketika masalah membelit.
Aku iri dengan kamu, yang mudah sekali bilang
"Ini semua salahku." tanpa pernah memikirkan perasaanku
No comments:
Post a Comment