Wednesday, July 10, 2013

I want to write






Kuingin menulis         
sebaris kalimat indah
diribuan lembar cerita indah kehidupanku.
mengukir kalimat cinta
untuk orang-orang yang aku sayangi.

Kuingin menulis
sebaris dua baris kalimat
yang mungkin terbata-bata kurangkai
tapi inilah yang bisa kusampaikan.

Kuingin menulis
merangkai kata
menyulam rasa
mengukir makna
meninggalkan sesuatu untuk dunia.

Kuingin menulis
sepatah dua patah kata
yang mungkin tak sempat terucap
tak mampu kulakukan secara nyata

Kuingin menulis
lewat kata-kata, huruf, atau sekedar gambar
apapun yang tak bisa kukatakan
yang bisa sampai dan kaubaca

Kuingin menulis
ketika diam membunuh suaraku
ketika sunyi mengusik sepi
ketika senyumku sirna,
ketika tawaku entah kemana...

Kuingin menulis
karena kertas dan penaku punya mata dan telinga


[WS]

RamadhanKu






Garis takdir kembali membawaku merasakan Ramadhan di Rantau. Tak terasa sudah Ramadhan ke-2 di Kota ini (huaaa udah tuuuiirr dong :P). Ramadhan yang selalu jauh dari orang-orang terdekat. 

Masih disini, di kota ini, mengais rezeki diatas bumi Allah buat bekal di Yaumul Qiyamah. 

Meski sudah Ramadhan ke 2 di rantau, tetap saja rasa sesak dan sedih menghampiri disaat sahur, dan buka puasa.Tadi subuh, ketika bangun untuk sahur, tiba-tiba saja bulir air mata jatuh, sedihpun kian menggantung. Merasakan sahur seorang diri tanpa keluarga tercinta. Hiks Kangen saat-saat dibangunin sahur sama Bapak, kangen masakan Ibu, kangen berebut piring sama adik, aaaah kangen semuanyaa...

Sabar..sabar sebentar lagi pulang ke rumah kok..:)

Hmm....Banyak cita-cita yang kugantungkan dilangit Ramadhan tahun ini. Semoga menjadi ramadhan yang terbaik dalam sejarah hidupku.

Ya Rahman, terima kasih telah mempertemukanku kembali dengan bulan yang mulia ini. Kesempatan untuk kembali menempa diri, menimba ilmu dan meraih maghfirahMu. Aku berharap tahun ini aku dapat menjalani Ramadhanku dengan sebaik-baiknya, hingga tak ada penyesalan kelak ketika Ramadhan sudah berakhir karena tak bisa melakukan yang terbaik di bulan yang baik.

Rabb, berkahilah Ramadhanku, bimbinglah diri ini untuk menggapai cintaMu yang suci abadi,..aamiin. 

Oke Guys,,Selamat menunaikan ibadah shaum Ramadhan, semoga dilancarkan segalanya dan rejeki makin berlimpah :) dan selamat menyambut kemenangan di hari yang fitri nanti. 

Depok, 2 Ramadhan 1434 H

Friday, July 5, 2013

Alasan Mengapa Bung Karno Harus di Singkirkan


Pada 1961-an, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak pengelolaan minyak oleh asing di Indonesia. Sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing menjadi jatah pemerintah. Kebanyakan pemodal asing gerah dengan peraturan itu.
Menurut sejarawan Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri. Asvi menuturkan sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia.

Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu. “Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi.
Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus. “Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno.
Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain.
Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara. Namun, Asvi menjelaskan usaha pihak luar ingin mendongkel kekuasaan Soekarno tidak kalah kuat.
Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport dterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis pada awal November 1965, Langbourne Williams, ketua dewan direktur Freeport, menghubungi direktur Freeport, Forbes Wilson.
Williams menanyakan apakah Freeport sudah siap melakukan eksploitasi di Papua. Wilson hampir tidak percaya mendengar pertanyaan itu. Dia berpikir Freeport akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa.

Setahun sebelumnya, seorang peneliti diberi akses untuk membuka dokumen penting Departemen Luar Negeri Pakistan dan menemukan surat dari duta besar Pakistan di Eropa. Dalam surat per Desember 1964, diplomat itu menyampaikan informasi rahasia dari intel Belanda yang mengatakan dalam waktu dekat Indonesia akan beralih ke Barat.

Lisa menjelaskan maksud dari informasi itu adalah akan terjadi kudeta di Indonesia oleh partai komunis. Sebab itu, angkatan darat memiliki alasan kuat untuk menamatkan Partai Komunis Indonesia, setelah itu membuat Soekarno menjadi tahanan.

Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa.Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua.

Sedangkan dalam telegram berkode Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, menyatakan ada pertemuan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat bila Presiden Soekarno meninggal.

Kelompok dipimpin Jenderal Soeharto bergerak lebih jauh dari rencana itu. Soeharto mendesak Angkatan Darat segera mengambil alih kekuasaan tanpa perlu menunggu Presiden Soekarno berhalangan.

Setelah peristiwa 30 September 1965, keadaan negara berubah total. Usaha Freeport masuk ke Indonesia semakin mudah. Sebagai bukti adalah pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967. Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.

Bukan saja menjadi lembek, bahkan Indonesia menjadi sangat tergantung terhadap Amerika. “Saya melihat seperti balas budi Indonesia ke Amerika Serikat karena telah membantu menghancurkan komunis yang konon bantuannya itu dengan senjata,”tutur Asvi.